TEKS PIDATO
Tema 7 Subtema 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ali dan Fatimah adalah anak kembar. Ali ditunjuk untuk mewakili kelasnya dalam lomba pidato memperingati Hari Pahlawan yang diadakan di sekolahnya. Namun, dia murung karena ragu teks pidato yang dibuatnya sudah sesuai dengan struktur yang ada. Waduh, gimana nih nasib Ali?
Seperti biasa, Fatimah dan Ali pulang sekolah bersama. Dalam perjalanan pulang, Ali hanya diam saja sehingga membuat Fatimah bingung. Fatimah bertanya-tanya apakah ini balasan karena dia ngambek di kantin waktu itu, ya?
Fatimah menoleh ke arah Ali yang berjalan di sampingnya lalu bertanya, “Ali, kamu marah ya sama aku?”
Ali hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Fatimah. Fatimah kembali bertanya, “Terus kenapa kamu diem aja dari tadi?”
“Aku lagi gugup karena dipilih mewakili kelas kita untuk lomba pidato,” jawab Fatimah pelan.
“Wajar sih kamu gugup. Pidato ‘kan artinya kamu harus ngomong tentang sesuatu kepada orang banyak jadi pasti kamu nanti malu deh,” ucap Fatimah santai.
Guntur menatap Fatimah sebal, “Ih,Fatimah! Kamu bukannya nenangin malah bikin makin takut aja!”
Fatimah terkekeh geli melihat ekspresi sebal Ali. Dia puas karena bisa ngisengin Ali.
“Fatimah kamu jangan iseng,” tegur Umar tiba-tiba muncul bersama Aisyah dari belakang mereka.
“Hahaha maaf Ali. Tapi, aku yakin kamu pasti bisa tampil dengan baik nanti. Jadi, kamu harus semangat dan jangan malas latihan pidatonya.” Fatimah mengakhiri keisengannya.
“Makasih Fatimah. Tapi, ngomong-ngomong aku takut nih teks pidato buatanku jelek.” Ali mulai mengeluh.
Sekarang Fatimah, Aisyah, dan Umar menjadi paham apa yang membuat Ali murung. Mereka ingin membantu Ali agar lebih tenang.
“Ali, pidato ‘kan ada strukturnya, jadi asal teks pidato buatanmu udah sesuai dengan strukturnya artinya udah bagus kok,” kata Aisyah.
“Nah, masalahnya aku nggak tau teks pidatoku udah sesuai struktur atau belum,” balas Ali.
“Yaudah, kalo gitu kita analisis bareng aja yuk teks pidato buatanmu!” ajak Fatimah semangat.
Wajah Ali berubah menjadi lebih ceria. Dia segera mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.
“Kebetulan nih aku bawa teks pidatoku. Ayo, kita analisis sekarang!” ujar Ali semangat menunjukkan teks pidato di bukunya.
“Eh, jangan di pinggir jalan begini, bahaya,” cegah Umar.
Umar pun mengajak mereka ke taman untuk menganalisis teks pidato Ali. Setibanya di taman, mereka duduk di sebuah bangku dan mulai melakukan analisisnya.
“Struktur pertama adalah salam pembuka. Isinya kalimat sapaan kayak Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi, selamat siang, atau ucapan salam keagamaan sesuai agama sesorang.” Ali memulai penjelasannya.
“Terus ditambahin menyapa kepala sekolah, guru-guru, dan teman-teman juga bisa. Oh iya, jangan lupa ucapan syukur juga,” ujar Fatimah.
Ali membaca teks pidatonya, “Iya, aku udah nulis kayak begitu nih!”
Roro pun melanjutkan, “Struktur yang kedua adalah pendahuluan. Nah, pada bagian ini kamu harus menjelaskan topik permasalahan yang mau dibahas.”
“Berarti aku jelasin yang mau aku bahas itu tentang Hari Pahlawan, ya?”
Pertanyaan Alir dijawab dengan anggukan kompak dari teman-temannya. Umar kembali membaca isi teks pidato Ali.
“Alir coba bagian ini kamu tambahin kalimat ajakan deh. Karena struktur ketiga itu adalah inti yang isinya selain ada pembahasan topik secara lengkap, juga ada ajakan kepada pendengar pidatomu nanti.” Umar menjelaskan panjang lebar.
“Iya betul tuh. Biar sesuai juga dengan tujuan pidato, yaitu menyampaikan informasi yang dapat memberikan pengaruh kepada pendengar atau pembacanya.” Fatimah menambahkan.
Mulut Ali membentuk huruf O setelah mendengar penjelasan dari teman-temannya. Dia segera mengeluarkan tempat pensil dari tasnya, lalu menambahkan kalimat ajakan di pidatonya.
“Udah nih. Terus ada struktur apalagi?” tanya Ali pada teman-temannya.
“Struktur selanjutnya adalah penutup dan salam penutup,” jawab Aisyah.
“Nah, pada bagian struktur ini kamu harus menyampaikan rangkuman atau kesimpulan dari topik yang dibahas,” kata Umar.
“Jangan lupa ucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih di akhir pidatomu,” tambah Fatimah.
Mereka pun mengecek bagian akhir teks pidato itu. Ternyata Ali sudah menulisnya dengan baik. Dengan begitu, selesai sudah kegiatan menganalisis teks pidato Guntur yang mereka lakukan.
“Makasih ya teman-teman udah mau bantu aku,” ucap Ali tulus.
“Sama-sama. Sekarang jangan murung dan gugup lagi, ya,” ujar Fatimah senang yang dibalas anggukan oleh Ali.
Setelah itu, Ali memasukkan kembali buku dan tempat pensilnya ke dalam tas. Dia senang telah selesai menganalisis teks pidato buatannya agar sesuai dengan struktur yang ada. Kini dia menjadi percaya diri untuk mewakili kelasnya.
Wah, Ali jadi ngerti deh cara menganalisis teks pidato berdasarkan strukturnya.
Keesokan harinya. Ustadzah Winda menjelaskan tentang teks pidato di kelas 6.
Kemudia Ust Winda menjelaskan bahwa "Saat berpidato diperlukan adanya orator dan audiensi. Siapakah yang tahu apa itu orator dan audiensi ?", tanya Ust Winda.
Anak-anak terdiam. Mereka tidak tahu. Tiba-tiba Umar mengangkat tangan dan menjawab.
" Orator adalah orang yang berpidato Ust". Kata Umar.
" Benar sekali. Orator adalah orang yang berpidato. Kalau audiensi?" tanya Ust Winda lagi.
Mereka semua tedrdiam. Tidak ada yang tahu.
Ust Winda kemudian menjelaskan, " Audiensi adalah orang yang mendengarkan orator berpidato".
Perhatikan gambar berikut :
Semua anak-anak paham dan mengerti.
Tugas dari Ustadzah :
Kerjakan LKS Tema 7 hlm 34-35 poin A dan B
Sumber :
https://blog.ruangguru.com/menganalisis-teks-pidato
Komentar
Posting Komentar